Thursday, June 12, 2014

Toko OEN Semarang : Menapaki jejak tempo dulu

Semarang. Kota ini membuat saya jatuh cinta. Betah berlama-lama. Buat saya yang sepertinya masih menikmati "hidup" di masa lalu, Semarang adalah tempatnya. Lupakan dulu sejenak Lawang Sewu, Semawis, Lumpia Gang Lombok, Klenteng Sam Poo Kong, bandeng presto Juwana ataupun cantiknya kota tua. Semua itu sudah terlanjur membuat saya jatuh cinta.

Toko Oen. Tempat ini cocok untuk yang tergila-gila akan nostalgia. Toko tua yang masih cantik tidak lekang karena usia. Toko ini mempunyai semua yang dibutuhkan untuk bertahan sebagai peninggalan masa lalu. Sejarah, bangunan tua dan menu-menu turun temurun yang sarat arti dan cerita dibelakangnya.

Bangunan cantik diantara tiang listrik
Toko Oen sendiri pertama berdiri di Yogyakarta tahun 1910. Melihat tahunnya saja 1-9-1-0 membuat saya berbinar-binar bahagia. Berlebihan memang. Sampai akhirnya Opa Oen dan Oma Oen bisa mendirikan empat cabang tersebar di seluruh Jawa. Yogyakarta (1910-1937), Jakarta (1934-1973), Malang (1936-1990) dan Semarang (1936-sekarang). Untuk cabang di kota Malang, ternyata sangat disayangkan sudah bukan bagian dari Toko Oen yang lama. Pada tahun 1990 Toko Oen Malang mengalami kebangkrutan sehingga harus menjual tokonya. Dan sayangnya pemilik baru masih memakai nama Toko Oen sebagai merk dagangnya. Meski tidak ada satu resep pun yang ditinggalkan Opa dan Oma Oen disana.

What's behind the door
Toko Oen ini berada di sebuah bangunan tua, di Jalan Pemuda Semarang. Begitu membuka pintu coklat kaca, saat itu pula rasanya semua tersaji indah di depan mata. Kue-kue kering dalam toples kaca besar, kursi-kursi kayu dengan meja marmer yang berjajar-jajar, wangi kue yang menjalar, barang-barang tua yang masih rapi berdiri di tempat asal, buat saya ini satu paket perjalanan yang ditawarkan gratis menuju masa lalu, hanya dari balik sebuah pintu.



Rasanya semua mau saya coba
Masuk dan duduk saja dimana saya suka. Beberapa meja terisi beberapa keluarga dengan orang tua. Beberapa seumuran saya. Seorang pramusaji datang membawa buku, kami berempat berembuk memikirkan menu. 

Bitterballen

Poffertjes anyone?
Maafkan saya yang tidak sempat memotret semua makanan yang dipesan, yang jelas dari semua yang saya coba rasanya semua layak masuk dalam hitungan. Resep-resep lama ternyata tidak mesti harus dibuang. Saya ingat poffertjes yang pesan, rasanya lembut sempurna dengan coklat atau keju meleleh didalamnya. Jangan lupa pula untuk memesan es krim khas Toko Oen dengan tekstur kasar tapi lembut di lidah. Saya jamin anda rela kembali demi semangkuk es krim tadi.

Toko Oen, peninggalan masa lalu. Berharap bisa bertahan seiring berjalannya waktu. Memakai resep rahasia lama, dengan darah keluarga sebagai pengelola, dan pelayan-pelayan disana ternyata setia dari generasi sebelum-sebelumnya. Kalau anda kebetulan berkunjung atau mungkin hanya mampir di Semarang, tidak ada salahnya untuk mengunjungi Toko Oen kala makan siang atau mungkin makan malam.

Toko Oen
Jl. Pemuda No. 52
Semarang
Daily : 10am-10pm

4 comments:

  1. Duuuhhh jd kangen kampung halaman ni mak...menu di toko Oen memang endang markondang semua ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waa, dari Semarang ternyata.. Salam kenal ya mak :) Terima kasih sudah mampir ya..

      Delete
  2. aku baru 2 kali ke Semarang, pengen banget mampir kesana lagi :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hallo mba ninik, salam kenal :) terima kasih sudah mampir yaa..
      Yuk, kapan2 mampir ke Semarang lagi, siapa tau bisa kebetulan ketemu di Toko Oen :)

      Delete