Thursday, April 24, 2014

Es Ciming Purwakarta : es campur generasi lalu

Srluuups! Saya sambil menelan air liur saya saat menulis tulisan ini. Saya berusaha tidak subjektif karena es ini datang dari kota tempat saya lahir, yang membuat saya tergila-gila dengan es ini. Memaksa untuk singgah setiap kali pulang atau hanya lewat, pada saat saya sempat.

Purwakarta sendiri kota kabupaten yang statusnya mungkin hanya kota antara Bandung dan Jakarta. Mungkin juga tidak semua pernah singgah di kota ini. Mungkin juga banyak orang singgah hanya demi sepiring nasi dengan beberapa tusuk sate maranggi diatasnya.

Kembali ke es ciming tadi. Es ini sebenernya hanya es campur biasa yang rasanya luar biasa. Es ini dibuat dengan resep turun menurun yang kalau tidak salah sudah menurun ketiga generasi. Es yang dibuat oleh keluarga Tioghoa ini, konon sudah mulai dijajakan dari tahun 1970. Es campur atau es shanghai kalau orang Bandung bilang, tapi jangan bayangkan es ciming sebagai es yang kental dengan dengan banyak susu di larutannya. Sama sekali tidak. Es ciming adalah es paling encer yang mungkin ada di kelas es campur. Rasa nya merupakan campuran dari susu kental manis dengan sirup yg sampai sekarang tidak diketahui resepnya. Sedap.

Mungkin semangkuk tidak akan cukup

Es ini disajikan dalam mangkuk bulat berdiameter sekitar 12 cm saja. Buat saya kadang-kadang semangkuk tidak cukup, apalagi mengingat perjalanan yg jauh menuju warung es ini. Di dalamnya terdapat campuran cincau hitam, cendol kecil homemade semi frozen, serutan kelapa dan kacang hijau, dengan porsi campuran yang pas. Diberi sirup berwarna merah, ditaburi es serut yang cukup banyak dan susu kental manis secukupnya. Mungkin ini es campur paling enak yang pernah saya makan. 

Just a perfect blend, sruulps!

Warung es ini terletak di jalan utama yang membelah kota Purwakarta, di Jalan Jendral Sudirman. Maaf saya sama sekali tidak bisa menemukan nomor jalannya. Sebagai acuan warung es ini berada tidak jauh dari kantor bank BCA, berada di sisi jalan yang sama. Masih menempati tempat yang sama dengan tempat yang ada di bayangan masa kecil saya. Dengan interior yang sama. Dan jangan dibayangkan tempat makan yang up to date seperti tempat makan jaman sekarang. Warung ciming masih sama, mngkin dari generasi pertamanya. Tapi jangan khawatir tempatnya cukup bersih dan layak kunjung. 
The same old aisle to sip your ice
Di warung ini juga kita bisa menemukan makanan-makanan ringan yang ditaruh diatas botol-botol limun di tengah meja. Sayang limun jaman dulu yang ada dibayangan saya sudah tidak tersaji disana. Cemilan yang ada yaitu kerupuk berbentuk ikan, keripik bawang bulat, kacang goreng dan yang sayang untuk dilewatkan yaitu tape ketan hitam yang rasanya juga enak ketika dicampur ke es ciming tadi. Sekitar sepuluh tahun yang lalu mereka juga menambahkan menu batagor di warung es itu. Bukan batagor versi restoran, hanya batagor biasa yang rasanya juga tidak biasa. Es ciming dan batagor ciming orang bilang. Sederhana dengan rasa yang tidak biasa.

Batagor ciming for your tummy :)

Sebelum saya menjadi subjektif dan sebelum saya menelan air liur saya lebih banyak. Saya pamit ke dapur untuk membuat batagor ciming versi saya.

1 comment:

  1. Es cimingnya sekarang udah gak fresh lagi. Kalo belinya malem uda siap saji gitu jadi isinya beku semua huhu

    ReplyDelete